Selasa, 31 Maret 2009

Cahaya Illahi

Jika pelita mengambil cahayanya dari lilin
Setiap orang yang melihat pelita itu
tentu melihat lilin.
Baik melihat cahaya Tuhan
Dari pelita para kekasihNya.
Atau melihat cahayaNya dari lilin
mereka yang sudah terdahulu.

Bila sekali aku menyorotkan
Sinar pelita dari nafas Illahi
Segala kesulitan dari dunia ini
terselesaikan.
Kegalapan kala matahari dibumi
tak bergerak,
melalui nafas Ku pagi menjadi cemerlang.

Ya Allah....
Tolonglah aku menghadapi diriku sendiri
Yang mencari pertolongan dari Kau;
Aku mencari keadilan bukan dari siapapun,
Tapi dari pribadi yang mencari keadilan
dari siapapun selain dari
Dia yang lebih dekat kepadaku
Dari pada aku sendiri;
Sebab keakuan ini datang dari Dia
Sedetik demi sedetik.

Ekspresi Diri

Bukankah setiap kali kita menggambar keindahanya,
kita melangkah lebih dekat menuju keindahan...?
Dan setiap kali kita menulis kebenaran kita menyatu denganya...?
Atau apakah engkau ingin mencegah para pujangga dan
artis mengekpresikan diri mereka...?
Bukankah ekspresi diri suatu kebutuhan
Yang sangat hakiki didalam jiwa manusia.

Manusia diberdayakan oleh Allah untuk berharap dengan khusuk
Hingga apa yang diharapkanya menanggalkan pakaiannya
Keterlupaan diri dari matanya, dimana akhiranya ia akan
melihat dirinya yang sesungguhnya.
Dan ia yang melihat dirinya yang sesungguhnya melihat
kebenaran kehidupan sejati;
bagi dirinya.......
bagi semua manusia......dan
bagi segalanya....
Sia-sialah mengetuk pintu rumah yang kosong.
Manusia berdiri bisu diantara ketidak beradaan
didalam dirinya dengan kenyataan lingkungannya.
Seandainya kita tidak memiliki apa yang kita miliki
didalam diri kita, kita tak dapat memiliki apa yang
kita sebut lingkungan kita.........

Kenalilah nilai sejatimu sendiri, maka engkau takkan binasa.
Nalar adalah terangmu dan mercusuar kebenaranmu.
Nalar adalah sumber kehidupan, Allah telah memberimu
Pengetahuan agar dengan terangnya Engkau bukan hanya
dapat menyembahnya, melainkan juga melihat dirimu sendiri
Didalam kelemahan dan kekuatan mu.......


Senin, 30 Maret 2009

KECANTIKAN

Kecantikan adalah yang menarik jiwamu,dan yang suka memberi dan bukan menerima. Ketika engkau berjumpa dengan kecantukan, engkau merasakan tangan didalam batinmu terulur untuk membawanya kedalam hatimu.
Kecantikan adalah gabungan antara suka dan duka, ia adalah Yang tidak kelihatan.
yang engkau lihat, dan kesamaran yang engkau pahami, dan kebisuan yang engkau dengar.....Ia adalah Yang Kudus dari Yang Kudus, Yang dimulai dari dalam diri mu sendiri dan berakhir jauh malampaui imajinasimu.
Apakah engakau disusahkan oleh banyak iman yang diakui umat manusia...?.
Apakah engkau bingung di dalam lembah kepercayaan yang saling bertentangan ?
Apakah menurutmu kebebasan klenik itu kalah berat dibandingkan dengan kepatuhan, dan kemerdekaan menentang itu lebih aman dari pada benteng kemanutan ?. Kalau memang seperti itu, jadikanlah kecantikan agamamu, dan sembahlah ia sebagai Illahmu; sebeb ialah karya Allah yang kelihatan, yang terwujud dan sempurna.
Lupakanlah nereka-mereka yang telah bermain-main dengan kekudusan seolah-olah itu adalah suatu kepura-puraan, menggabungkan ketamakan dengan kesombongan; dan percayalah kepada keIllahian kecantikan yang merupakan awal dari ibadahmu terhadap kehidupan, sekaligus sumber rasa laparmu akan kebahagiaan.
Bertobatlah dihadapan kecantikan, dan urapilah dosa-dosamu, sebab kecantikan mendekatkan hatimu kepada takhta wanita, yang adalah cermin dari kasih sayangmu dan guru hatimu tentang cara-cara alam, yang adalah rumah kehidupanmu.
Hanya roh kita yang dapat memahami kecantikan, atau hidup dan bertumbuh bersamanya. Ia membingungkan pikiran kita; Kita tak dapat melukiskannya dengan kata-kata; Ia adalah sensasi yang tak dapat dilihat mata kita, diturunkan dari dia yang mengamati maupun dia yang diamati.
Kecantikan sejati adalah sinar yang memancar dari yang Kudus dari yangkudus dari roh, Dan menerangi tubuh, Seperti kehidupan muncul dari kedalaman bumi dan memberikan warna serta semerbak kepada setangkai bunga.
Kecantikan adalah keharmonisan diantara suka dan duka, yang dimulai dari dalam yang kudus dan berakhir melampaui daya imajinasi kita.
Kecantikan bukanlah pada wajah;
Kecantikan adalah terang dalam hati.

Ia yang berupaya memisahkan tubuh dari roh,atau roh dari tubuh, menjauhkan
hatinya dari kebenaran.
Bunga serta semerbaknya adalah satu, dan orang buta yang menyangkal warna maupun rupa bunga, yang percaya bahwa bunga hanya memiliki semerbak yang tersebar diudara, adalah seperti mereka-mereka yang ditutup hidungnya, yang percaya bahwa bunga itu hanyalah gambar serta warna, tidak memiliki semerbak.
Kehidupan itu telanjang, tubuh yang telanjang adalah lambang kehidupan yang paling pasti dan paling mulia.
Kalau ku gambar sebuah gunung sebagai setumpuk manusia dan ku gambar air terjun dalam bentuk tubuh manusia yang berjatuhan, itu adalah karena aku melihat didalam gunung itu ada setumpuk benda hidup, dan didalam air terjun itu arus kehidupan yang dijatuhkan dari atas.

KEMULIAN ALLAH

Satu jam yang di curahkan untuk mengejar keindahan dan kasih adalah berharga
satu abad kemuliaan yang di berikan oleh yang lemah ketakutaan kepada yang kuat.
Telah kulihat engkau,saudaraku,duduk diatas tahta kemuliaan, dan di sekalilingmu berdiri orang-orang mengakui ke agungan mu,dan memuji-muji
perbuatan besarmu meninggikan hikmatmu,dan memandangmu seolah-olah
sedang berdiri dihadapan seorang nabi,roh mereka naik bahkan sampai ke surga.
Dan sementara engkau memandangi rakyatmu,kulihat diwajahmu tanda-tanda ke
bahagiaan,seolah-olah engkau adalah jiwa tubuh mereka.
Tetapi ketika kulihat lagi,kulihat engkau sendirian dalam kesepian mu,berdiri di
samping tahtamu,seorang buangan yang mengulurkan tangan kesegala arah,
seolah-olah memohon belas kasihan dan kemurahan kepada hantu-hantu yang
tidak kelihatan...Memohon naungan,bahkan yang tidak ada didalamnya selain ke
hangatan dan keramahan.

Manusia telah menyembah dirinya sendiri semenjak awal zaman,menyebut dirinya dengan berbagai gelar,hingga sekarang,ketika ia menggunakan kata"Allah"untuk menyebut diri yang sama.
Kebanyakan agama berbicara tentang Allah sebagai pria.
Bagiku ia seorang bapak sekaligus seorang ibu menjadi satu; dan wanita adalah
Allah ibu,Allah bapak dapat di jangkau lewat pikiran atau imajinasi,tetapi Allah
ibu dapat dijangkau hanya lewat hati...Lewat kasih.
Dan kasih adalah anggur ykudus yang disaring para illah dari hati mereka dan
dicurahkan kedalam hati manusia.
Yang mengecap kemurniannya dan keillahiannya hannyalah mereka-mereka
yang hatinya telah dibersihkan dari napsu kebinatangan.
Hati bersih yang mabuk dengan kasih adalah sama dengan mabuk dengan Allah.
Sebaliknya,mereka-mereka yang meminumnya di campur dengan anggur duniawi
hanya mengecap kemabukan iblis dineraka.
Lebih baik tidak terlalu banyak membicarakan Allah,yang tak dapat kita pahami,
dan lebih banyak membicarakan tentang satu sama lain,yang dapat kita pahami.
Tetapi ketahuilah bahwa kita adalah nafas serta semerbak Allah,kita adalah Allah; dalam daun
dalam bunga serta dalam buah.

Minggu, 29 Maret 2009

Wanita

Seorang wanita yang telah diberikan kecantikan Roh
dan tubuh oleh pemeliharaan adalah suatu kebenaran
terbuka sekaligus rahasia, yang dapat kita pahami,
hanya dengan kasih,dan dapat kita sentuh
hanya dengan kebajikan, dan ketika kita berupaya
menggambarkan wanita seperti itu,
Ia menghilang seperti uap.
Wanita membuka jendela mataku dari pintu roh.
Seandainya bukan berkat ibu,saudara prempuan,
tentu aku akan tidur diantara mereka-mereka
yang mencari kedamaian dunia
dengan dengkuran mereka.
Para penulis dan pujangga berusaha memahami
kebenaran tentang wanita.
Tetapi hingga hari ini mereka
belum memahami hatinya, sebab,
Ia memandangnya dari selubung hasrat.
Mereka hanya melihat dari bentuk tubuhnya saja.
Atau mereka memandangnya dari kaca pembesar
Itikad buruk dan tidak menemukan apa-apa
dalam dirinya selain kelemahan dan kepasrahan.

Hati seorang wanita takkan berubah dengan waktu
atau musim, seandainyapun ia mati secara kekal,
Ia tak akan pernah binasa.
Hati seorang wanita adalah seperti ladang yang
berubah menjadi medan pertempuran,
Setelah pepohonannya dicabut hingga ke akar
dan rerumputannya dibakar serta batu-batunya
menjadi merah dengan darah dan
buminya ditanami dengan tulang belulang serta
tengkotak ia menjadi tenang dan hening
Seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Sebab musim semi dan musim gugur datang pada masanya
dan kembali Meneruskan pekerjaan mereka.

ROH

Tapi engkau tak dapat melukai Roh kuRoh didalam setiap mahluk diwujudkan dalam mata,
mimik,dan dalam segala gerakan jasmani serta gerak-gerik.
Penampilan kita,perkataan kita,perbuatan kita tidak penah
lebih besar dari pada diri kita sendiri,
sebab jiwa kita adalah rumah kita,
Mata kita adalah jendela kita dan
Perkataan kita adalah utusannya.
Kekuatan roh sajalah kekuatan dari segala kekuatan
dan pada waktunya pasti meremukan segala yang menentangnya.
Janganlah mengutuk melainkan kasihanilah yang tak beriman dari
kelemahan mereka .......
Ketidak tahuan mereka.....
Serta kesombongan mereka.....
Lewat rohlah, bukanya tubuh kasih harus diperlihatkan,
seperti halnya anggur itu diperas untuk menghidupkan
Bukan uktuk mematikan.
Engkau boleh saja mengambil segala milikku
Engkau boleh saja menumpahkan darahku
Engkau boleh saja membakar tubuhku
Atau menyentuh Kebenaran Ku.....!.

Kemiskinan

Sesamaku yang miskin.....
Kemiskinan melahirakan kemuliaan roh
Sementara kekayaan mengungkapkan kejahatannya.
Duka melembutkan perasaan dan
Suka menyembuhkan hati yang terluka.
Seandainya duka dan kemiskinan dihapuskan
Roh manusia akan menjadi tablet kosong, tanpa
isinya selain tanda-tanda keegoisan dan ketamakan.
Sahabatku yang malang......
Seandainya saja engkau tahu bahwa
kemiskinan yang membuatmu demikian nelangsa
adalah justru yang mengungkapkan pengetahuan
akan keadilan dan pengertian akan kehidupan,
Engkau akan tercukupkan diri dengan nasibmu.
Kukatakan pengetahuan akan keadilan,
sebab orang kaya itu terlalu sibuk menumpuk
kekayaan untuk mencari pengetahuan ini.
Dan kukatakan pengertian akan kehidupan ini,
Sebab orang kuat terlalu bersemangat dalam
upayanya mengejar kekuasaan dan kemuliaan,
untuk tetap berada dijalan kebenaran yang lurus.
Jadi bersuka citalah, wahai saudaraku yang malang
Sebab engkau adalah mulut keadilan dan kitab kehidupan
Cukupkanlah dirimu, sebab engkau adalah sumber
kebajikan didalam mereka-mereka yang memerintahmu
Dan pilar integritas dari mereka yang membimbingmu.